Pindahan

ini hanya perpindahan fisik
bukan rasa yang bisa kutata
yang berlalu selalu berputar
melagukan rindu

ketika kulepaskan
semua bergetar hebat
terasa tak ingin berjarak
tiada kemarin

ada ruang-ruang tinggal
tempat bagiku belajar mengenal
ada yang tak kumengerti
tentu bukan tanpa arti

simpan ceritaku di sudutmu
bilamana aku tiba, bisikkan lembut
aku pernah di sini, mengisimu
berbaring kala lelah bergelayut

*pada tanggal 17 Juni 2016, 12.35 WIB, Jumat siang, aku harus berpindah tempat tinggal karena suatu hal. Aku masih rindu kamarku, sudut tempat dudukku, ranjangku, aroma kamarku, tumpukan baju dan buku, tumpukan piring dan gelas kotor, aku hapal di mana saklar lampu, aku bisa merasakan gagang pintu, tidur sepanjang hari, mengerjakan tugas kuliah setengah hati. Terlalu lebay sebenarnya, tapi ketika berpindah tempat, tidak semua bisa kubawa. Benda-benda fisik bisa kupindah, tapi memoriku tak bisa kubawa semua karena kenangan akan apa yang telah kulakukan, masih tertinggal di sana, di kamar 3×3 meter itu.

Ibu

hujan sore datang
mengetuk-ngetuk pintu ingatan
harum-harum tanah menguar
merambat lambat bahagia

aku duduk
tapi bukan aku lagi di situ
masuk ke dalam pintu tak terkunci
persegi panjang kayu penghubung dua ruang

dulu dan sekarang
awal dan akhir
seakan tak beda
mataku tetap sama

dia tetap di sana
tapi juga di sini
relasi ini terjalin
Ibu, aku rindu

menempuh

jarum jamnya mati
itu yang melingkar di lengannya
tapi tidak menit-menit hidupnya

sederhana
tanpa merana
itulah raganya
melingkar terarah
mendalamlah jiwanya

jarum jamnya mati
tapi tidak hari-harinya
waktu tak pernah berhenti
untuk dia yang bahagia